Situs ini memiliki dukungan terbatas untuk browser Anda. Sebaiknya beralih ke Edge, Chrome, Safari, atau Firefox.

Gunakan kode FREESHIP untuk pesanan di atas IDR 90.000

Hai Nona! Unduh aplikasi pelacak menstruasi kami untuk iOS & Android untuk memahami lebih baik tentang siklus menstruasi kamu.

Oligospermia: Definisi, Penyebab, Pengobatan

Oligospermia: Definisi, Penyebab, Pengobatan

Kesulitan hamil seringkali dikaitkan dengan masalah infertilitas pada wanita. Namun, tahukah kamu bahwa pria juga berperan penting dalam kesuburan? Faktanya, sekitar 30-50% kasus infertilitas disebabkan oleh faktor pria. Salah satu masalah infertilitas pada pria yang cukup umum adalah oligospermia.

Oligospermia adalah kondisi di mana jumlah sperma dalam air mani pria lebih sedikit dari normal. Kondisi ini dapat menghambat proses pembuahan dan menyebabkan kesulitan hamil. Yuk, simak selengkapnya artikel berikut ini.

Apa Itu Oligospermia?

Oligospermia merupakan kondisi di mana air mani yang dikeluarkan saat ejakulasi memiliki jumlah sperma yang lebih sedikit dari jumlah normal. Kondisi ini ditandai dengan jumlah sperma yang kurang dari 15 juta per mililiter air mani. Jadi, semakin sedikit jumlah sperma, semakin rendah peluang kehamilan bagi pasangan.

Oligospermia dapat dikategorikan menjadi tiga tingkatan berdasarkan jumlah sperma:

  • Oligospermia Ringan: Jumlah sperma antara 10 - 15 juta per mililiter air mani.
  • Oligospermia Sedang: Jumlah sperma antara 5 - 10 juta per mililiter air mani.
  • Oligospermia Berat: Jumlah sperma kurang dari 5 juta per mililiter air mani.

Penyebab Oligospermia

Penyebab menurunnya jumlah sperma seringkali terkait dengan sejumlah masalah kesehatan dan efek samping dari pengobatan medis, yang meliputi hal-hal berikut:

1. Varikokel

Varikokel adalah kondisi pembengkakan pembuluh darah vena di kantong testis (skrotum), yang mirip dengan varises di kaki. Hal ini merupakan penyebab umum infertilitas pada pria karena darah yang terperangkap di skrotum dapat meningkatkan suhu testis dan mengurangi kualitas sperma.

2. Infeksi

Beberapa jenis infeksi dapat mengganggu produksi atau kesehatan sperma, termasuk oligospermia. Terkadang, kondisi ini juga dapat menyebabkan luka parut yang menghalangi jalur sperma.

3. Ejakulasi Retrograde

Pada ejakulasi retrograde, air mani masuk ke kandung kemih saat orgasme daripada keluar dari ujung penis. Hal ini mengakibatkan jumlah sperma yang keluar menjadi sedikit.

4. Tumor dan Kanker

Tumor atau kanker dapat mempengaruhi fungsi organ reproduksi pria. Pengobatan seperti operasi, terapi radiasi, atau kemoterapi juga dapat berdampak pada kesuburan pria.

5. Testis Gagal Turun

Selama perkembangan janin, terkadang salah satu atau kedua testis gagal turun dari perut ke dalam skrotum. Ini disebut kriptorkidisme atau testis yang tidak turun, yang meningkatkan risiko penurunan kesuburan karena fungsi testis terganggu.

6. Gangguan Hormon

Hormon yang diproduksi oleh kelenjar hipotalamus, hipofisis, dan testis penting untuk pembentukan sperma. Gangguan hormon dapat mengganggu produksi sperma dan menyebabkan oligospermia.

7. Kerusakan Saluran Sperma

Cedera akibat operasi atau infeksi sebelumnya dapat menyebabkan kerusakan pada vas deferens, saluran yang mengalirkan sperma dari testis ke luar tubuh. Selain itu, oligospermia juga dapat disebabkan oleh trauma atau kelainan genetik seperti fibrosis kistik atau sindrom serupa.

Cara Pengobatan Oligospermia

Pendekatan pengobatan oligospermia bergantung pada faktor penyebabnya. Dokter akan menelusuri akar permasalahannya, seperti infeksi, ketidakseimbangan hormon, atau faktor lainnya.

1. Obat-Obatan

Jika penyebabnya adalah infeksi, dokter akan memberikan antibiotik untuk melawannya. Pada kasus ketidakseimbangan hormon, terapi hormon dapat dilakukan untuk membantu menormalkannya. Walaupun terapi hormon tidak selalu meningkatkan jumlah sperma, terapi ini dapat mencegah penurunan jumlah sperma lebih lanjut.

2. Tindakan Operasi

Bagi kasus dengan jumlah sperma yang sangat sedikit, operasi seperti TESE (Testicular Sperm Extraction) bisa menjadi pilihan. Prosedur ini akan mengambil sperma langsung dari testis untuk digunakan dalam proses bayi tabung.

3. Menerapkan Gaya Hidup Sehat

Menjalani gaya hidup sehat juga berperan penting dalam mengatasi oligospermia. Konsumsi buah dan sayur kaya antioksidan dapat membantu meningkatkan kualitas sperma. Selain itu, berhenti merokok, menjaga berat badan ideal, dan berolahraga secara teratur juga memberikan efek positif bagi kesehatan sperma.

Memahami oligospermia menjadi langkah penting bagi pria yang mendambakan keturunan. Menjaga kesuburan dan kualitas sperma sangatlah penting. Hindari faktor-faktor yang dapat menyebabkan oligospermia agar mudah memiliki keturunan. Penting untuk diingat bahwa oligospermia adalah masalah kesuburan yang dapat diobati dengan tepat. Dengan penanganan yang tepat, peluang untuk memiliki keturunan masih terbuka lebar.

Sumber:

https://www.halodoc.com/kesehatan/oligospermia

https://www.morulaivf.co.id/id/blog/apa-itu-oligospermia-dan-bagaimana-cara-mengatasinya/

https://bocahindonesia.com/kenali-oligospermia-kelainan-sperma/#Cara_Pengobatan_Oligospermia

https://hellosehat.com/kehamilan/kesuburan/masalah-kesuburan/oligospermia-jumlah-sperma-sedikit/

Tinggalkan komentar

Use coupon code WELCOME10 for 10% off your first order.

Keranjang

Selamat! Pesanan Anda memenuhi syarat untuk pengiriman gratis Spend Rp 200.000 for free shipping
Tidak ada lagi produk yang tersedia untuk dibeli

Keranjang Anda saat ini kosong.